“SEKOLAH
DAN SOSIALISASI”
A.
Latar
Belakang
Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang penting, pada zaman dulu dan terlebih lagi pada zaman
sekarang ini. Dewasa ini sekolah merupakan kebutuhan setiap orang untuk
mendapatkan pendidikan dari sekolah. Sekolah memegang peranan penting dalam
sosialisasi, walaupun sekolah meruapakan hanya salah satu lembaga yang
bertanggung jawab atas pendidikan. Seorang anak akan mengalami perubahan dalam
prilaku sosialnya setelah ia masuk ke sekolah.
Menurut M. Dimyati
Mahmud sekolah diartikan sebagai sebuah lembaga dimana proses sosialisasi
sebagian terbanyak berlangsung secara formal dan disengaja. Jadi dari
pengertian di atas bahwa sekolah adalah sebagai sebuah wadah atau lembaga
dimana disana terjadi proses sosialisasi dan proses belajar mengajar antara
pendidik dengan peserta didik.
Dari latar belakang tersebut dapat
dirumuskan yaitu antara lain :
a.
Pengertian sekolah dan sosialisasi
b.
Fungsi pendidikan sekolah
c.
Dilema pokok pendidikan sekolah
d.
Sekolah sebagai konteks sisoal cultural
e.
Realita yang dihadapi sekolah pada saat
ini
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sekolah Dan Sosialisasi
Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang penting, pada zaman dulu dan terlebih lagi pada zaman
sekarang ini. Dewasa ini sekolah merupakan kebutuhan setiap orang untuk
mendapatkan pendidikan dari sekolah. Sekolah memegang peranan penting dalam
sosialisasi, walaupun sekolah meruapakan hanya salah satu lembaga yang
bertanggung jawab atas pendidikan. Seorang anak akan mengalami perubahan dalam
prilaku sosialnya setelah ia masuk ke sekolah.
Menurut M. Dimyati
Mahmud sekolah diartikan sebagai sebuah lembaga dimana proses sosialisasi
sebagian terbanyak berlangsung secara formal dan disengaja. Dan menurut
Webster, 1991 (dalam Hasbullah , 1999) sekolah merupakan tempat atau
institusi/lembaga yang secara khusus didirikan untuk menyelenggarakan proses
belajar mengajar atau pendidikan. Sebagai institusi merupakan tempat untuk
mengajar murid – murid, tempat untuk melatih dan member instruksi – instruksi
tentang suatu lapangan keilmuan dan keterampilan tertentu pada siswa. Tempat
yang dinamakan sekolah itu merupakan satu kompleks bangunan, laboratorium,
fasilitas fisik yang disediakan sebagai pusat kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan pendapat itu makan sekolah mengandung dua makna, secara fisik
sekolah terdiri dari bangunan – bangunan gedung dan laboratorium, jadi sekolah
dalam artian material. Sedangkan yang non fisik terdiri dari sistem – sistem
hubungan antara mereka yang ditugaskan untuk mengajar (guru, pelatih dan lain –
lain) dengan yang diajar (murid, peserta didik), jadi sekolah dalam artian
spiritual. Dan kedua artian tersebut saling mendukung satu sama lain, misalnya
guru tidak bisa mengajar, mensosialisasikan nilai – nilai (artian sritual)
dengan sempurna apabila tidak didukung oleh fasilitas (artian material) belajar
– mengajar yang memadai. Baik artian material maupun spiritual, sekolah tetap
sekolah dan merupakan suatu area khusus dalam sastra sosial dan budaya
masyarakat sehingga eksistensi sekolah yang mendidik manusia tidak dapat
dipisahkan dengan konteks masyarakat. Jadi sekolah merupakan salah satu agen
sosialisasi norma dan nilai, sekolah merupakan tempat lembaga (institusi)
pendidikan menyelenggarakan seluruh kegiatannya baik praktis maupun substansif.
Jadi dari pengertian di
atas bahwa sekolah adalah sebagai sebuah wadah atau lembaga dimana disana
terjadi proses sosialisasi dan proses belajar mengajar antara pendidik dengan
peserta didik.
B.
Fungsi
Sekolah
Banyak
pendapat tentang fungsi sekolah atau fungsi pendidikan sekolah, antara lain:
1.
Suwarno (dalam
Hasbullah 1999 )
Fungsi sekolah secara
luas dapat dijelaskan sebagai berikut :
ü Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan
pengetahuan
ü Sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam
bidang pendidikan dan pengajaran
ü Sebagai tempat pendidikan dan pengajaran yang
efisien
ü Sekolah memiliki peranan penting dalam sosialisasi
yaitu membantu perkembangan anak didik menjadi makhluk sosial
ü Konservasi dan transmisi kultural
ü Transisi dari rumah ke masyarakat.
2.
Pendapat E.S Bogardus
Menurut E.S Bogardus fungsi sekolah
ada dua macam yaitu :
a. Memberantas
kebodohan, yakni menolong anak menjadi mengetahui huruf dan mengembangkan
kemapuan – kemampuan intelektual anak.
b. Memberantas
salah pengetian, yakni mengembangkan pengertian yang luas tentang manusia lain
yang berbeda kebudayaan dan minatnya.
3.
Pendapat David Papenoe
Menurut Davit Papenoe, fungsi
sekolah terdiri dari empat macam yaitu :
a. Transmisi
budaya masyarakat
b. Menolong
individu memilih dan melakukan peranan sosialnya
c. Menjamin
integrasi sosialnya
d. Sebagai
sumber inovasi sosialnya.
4.
Menurut Bachtiar Rifai
Menurut Bachtiar Rifai tugas
pendidikan sekolah adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan
pribadi dan pembentukan kepribadian
b. Transmisi
kultural
c. Integrasi
sosial
d. Inovasi
e. Pra-seleksi
dan pra alokasi sosial
5.
Menurut ST. Vembriarto
Sekolah sebagai
kesatuan hidup bersama, menurut ST. Vembriarto, mempunyai 7 fungsi yang ada hubungannya
dengan kehidupan si anak, yaitu :
a.
Fungsi biologic:
yaitu sekolah merupakan tempat formal anak didik secarabiologis anak-anak
berasal dari orang tua. Mula - mula dari dua manusia, seorang pria dan wanita
yang hidup bersama dengan ikatan nikah kemudian berkembang lahirnya
anak-anaknya sebagai generasi penerus atau dengan katalain kelanjutan dari
identitas keluarga.
b.
Fungsi afeksi;
yaitu sekolah merupakan tempat terjadinya hubungan social yang penuh dengan
kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang dan rasaaman).
c.
Fungsi
sosiologi; yaitu fungsi sekolah dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi
social dalam sekolah anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan,
cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiaannya.
d.
Fungsi
pendidikan; yaitu sekolah sejak dulu merupakan institusi pendidikan. Dahulu sekolah
merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup secara
social dan ekonomi di masyarakat. Sekarang pun sekolah dikenal sebagai lingkungan
pendidikan yang formal dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadiaan anak.
Selain itu sekolah/guru menurut hasil penelitian psikologi berfungsi sebagai
factor pemberi penuh utama bagi motivasi belajar anak yang
pengaruhnya begitu mendalam pada setiap langkah perkembangan anak yang
dapat bertahan hingga ke perguruan tinggi.
e. Fungsi
rekreasi; yaitu sekolah merupakan
tempat/medan rekreasi untuk memperolehafeksi,
ketenangan dan kegembiraan
f. Fungsi keagamaan; yaitu sekolah
merupakan pusat pendidikan, upacara adab ibadah agama bagi para anggotanya,
disamping peran yang dilakukan institusi agama. Fungsi ini penting artinya
bagi penanaman jiwa agama pada si anak; sayangnya sekarang ini fungsi keagamaan
ini mengalami kemunduran akibat pengaruh sekularisasi.
g. Fungsi perlindungan; yaitu sekolah
berfungsi memelihara, merawat dan melindungi si anak baik fisik maupun
sosialnya. Fungsi ini oleh sekolah sekarang tidak dilakukan sendiri tetapi
banyak dilakukan oleh badan-badan social seperti tempat perawatan bagianak
cacat tubuh mental, anak yatim piatu, anak nakal dan perusahaan asuransi.
Sekolah diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari
gangguan-gangguan seperti gangguan udara dengan menyediakan rumah, gangguan
penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan dan gangguan bahaya
dengan berusaha menyediakan senjata, pagar / tembok dan lain-lain
Jadi dapat disimpulkan dari pendapat
para ahli tersebut bahwasanya fungsi sekolah yaitu :
-
Tempat melatih kemampuan akademik anak
-
Tempat menenegmbang dan memperkuat
mental fisik dan disiplin
-
Tempat memperkenalkan tanggung jawab
-
Tempat melatih jiwa sosial dan
pertemanan.
-
Sebagai pembentukan identitas diri
-
Saranan mengembangkan diri dan
berkreativitas
-
Sebagai membentuk keterampilan dasar
-
Sebagai penentu dan merubah nasib
C.
Dilema
Pokok Pendidikan Sekolah
Dilema atau
permasalahan dalam pendidikan sekolah banyak ditemui pada saat sekarang ini.
Dilema ini muncul akibat tidak sejalannya pendidikan formal, informal dan non
formal dan tidak bekerja sama dengan baik sehingga tidak memiliki visi misi
yang sama untuk memajukan pendidikan.
Berikut ini adalah
permasalahan/dilema yang banyak terjadi disekolah antara lain yaitu :
·
Bolos Sekolah: Bolos merupakan permasalahan yang paling
sering terjadi di sekolah, mulai dari tidak mengikuti mata pelajaran tertentu
sampai tidak datang ke sekolah sama sekali. Tiap sekolah memiliki kebijakannya
masing-masing dalam menangani masalah ini, seperti absensi sekolah dan absensi
mata pelajaran.
·
NARKOBA: Pergaulan yang salah merupakan penyebab para siswa
untuk mau mencoba zat berbahaya ini. Tidak sebatas masalah internal, namun
masalah eksternal seringkali menjadi pemicu siswa sehingga bergabung dengan
pergaulan yang salah.
·
Tawuran: Permasalah ini seringkali dihadapi oleh siswa SMA,
siswa yang melakukan tindakan tawuran ini biasanya ingin dianggap
"jagoan" karena telah membela nama sekolahnya.
·
Bullying: Adanya label "senior dan junior" di sekolah menyebabkan
prilaku bullying ini terjadi. Senior ingin dihargai oleh junior, namun
menggunakan cara yang salah. Tidakan ini bisa berupa perilaku verbal dan
nonverbal yang dapat membahayakan korban dan bahkan pelakunya sendiri
D.
Sekolah
Sebagai Konteks Sosial Kultural
Sekolah merupakan salah
satu institusi sosial yang mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi
mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak. Sekolah merupakan suatu sistem
sosial yang mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi sosial diantara para
anggotannya yang bersifat unik pula dan ini yang dinamakan kebudayaan sekolah.
Menurut Hagighurst dan
Neugarten (dalam Dimyanti Mahmud, 1989) kebudayaan sekolah dinyatakan sebagai
berikut “a complex set of beliefs, values and traditions, ways of thiking and
behaving” yang artinya serangkaian keyakinan, nilai – nilai dan tradisi, cara –
cara berfikir dan berprilaku; hal ini bersifat khas dan membedakan sekolah dari
lembaga – lembaga sosialisasi lainnya. Kebudayaan sekolah itu terdiri dari
bermacam – macam unsur yaitu :
a. Phisik,
seperti letak sekolah, lingkungan alam, bangunan dan alat – alat dan
sebagainya.
b. Non
phisik, seperti kurikulum yang memuat berbagai macam ide dan fakta, kepala
sekolah, guru – guru, karyawan dan murid – murid beserta cara – cara mereka
berinterakssi dan nilai – nilai sistem peraturan dan iklim kehidupan sekolah.
E.
Sekolah
Dan Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial ialah
gerakan individu dari suatu posisi sosial ke posisi sosial yang lain dalam
suatu struktur sosial. Dapat dibedakan dua macam mobilitas sosial yaitu :
a) Mobilitas
sosial verikal adalah pindahnya individu ke atas atau ke bawah dalam tangga
sosial.
b) Mobilitas
sosial horizontal adalah pindahnya individu secara mendatar dalam ruangan
geografik (migrasi).
Sekolah dan mobilitas
dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu di Amerika Serikat, pendidikan sekolah
dipandang sebagai jalan yang utama untuk mencapai sukses; pendidikan sekolah
dianggap sebagai jalan yang paling cepat untuk menaiki tangga sosial. Keyakinan
semacam itu meluas dikalangan anak – anak dan orang tua dalam masyarakat di
negara – negara berkembang, termasuk Indonesia.
Demokratisasi
pendidikan disebut horizontal apabila sistem pendidikan memberikan kesempatan
kepada semua warga negara untuk memperoleh pendidikan sekolah. Konsekuensi
logisnya ialah lahirnya apa yang disebut kewajiban belajar.
Demokratisasi
pendidikan disebut vertical apabila sistem pendidikan memberikan kesempatan
yang sama kepada semua anak untuk memperoleh pendidikan sekolah yang setinggi –
tingginya sesuai dengan kemampuannya.
BAB
III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Sekolah adalah sebagai
sebuah wadah atau lembaga dimana disana terjadi proses sosialisasi dan proses
belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Jadi dapat disimpulkan
dari pendapat para ahli tersebut bahwasanya fungsi sekolah yaitu :
-
Tempat melatih kemampuan akademik anak
-
Tempat menenegmbang dan memperkuat
mental fisik dan disiplin
-
Tempat memperkenalkan tanggung jawab
-
Tempat melatih jiwa sosial dan
pertemanan.
-
Sebagai pembentukan identitas diri
-
Saranan mengembangkan diri dan
berkreativitas
-
Sebagai membentuk keterampilan dasar
-
Sebagai penentu dan merubah nasib
Sekolah
sebagai konteks sosial adalah dimana sekolah adalah sebuah lembaga dan di
sekolah ini terjadi proses sosial dan kebudayaan sekolah. Dilema
atau permasalahan dalam pendidikan sekolah banyak ditemui pada saat sekarang
ini. Dilema ini muncul akibat tidak sejalannya pendidikan formal, informal dan
non formal dan tidak bekerja sama dengan baik sehingga tidak memiliki visi misi
yang sama untuk memajukan pendidikan. Dan mobilitas sosial dibedakan atas dua
macam yaitu : mobilitas sosial vertical dam mobilitas sosial horizontal.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta.
Rineka Cipta
Mahmud, Dimyati. 1989. Sosiologi Pendidikan.
Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan
Nasution. 1999. Sosiologi Pendidikan. Jakarta. Bumi
Aksara
St. Vemrianto. 1982. Sosiologi Pendidikan.
Yogyakarta. Yayasan Pendidikan Paramitha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar